Minggu, 08 Mei 2016

Kebutuhan rasa aman dan nyaman




Kebutuhan rasa aman dan nyaman










Disusun Oleh :

1.        Andi Perdana Saputra





AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
KRIKILAN-GLENMORE BANYUWANGI
2015 /2016


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,dan  hidayah -Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang KEBUTUHAN AMAN DAN NYAMAN
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan  kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah  ini.




                                                                              Krikilan,   April 2016
    
                                                                                              Penyusun





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologi maupun psikologis. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan dasar manusia antara lain: 1). Penyakit yaitu keadaan sakit maka beberapa fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan kebutuhan lebih besar dari biasanya.2). Hubungan keluarga; Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar karena adanya saling percaya. 3). Konsep diri, terutama konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan bagi seseorang. Konsep diri yang sehat memberikan perasaan yang positif terhadap diri. Orang yang merasa positif tentang dirinya akan mudah berubah, mudah mengenali kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang sehat sehingga lebih mudah memenuhi kebutuhan dasarnya. 4). Tahap Perkembangan; Setiap tahap perkembangan, manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda, baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual.
Ada beberapa ahli yang menyebutkan  tentang kebutuhan dasar diantaranya menuru A. Maslow dan Virginia Henderson. Menurut Maslow kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Hierarchy of needs (hirarki kebutuhan) dari Maslow menyatakan bahwa manusia memiliki 5 macam  kebutuhan yaitu physiological needs (kebutuhan fisiologis), safety and security needs (kebutuhan akan rasa aman), love and belonging needs (kebutuhan akan  rasa kasih sayang dan rasa memiliki), esteem needs (kebutuhan akan harga diri), dan self-actualization (kebutuhan akan aktualisasi diri).
Virginia Henderson mengungkapkan bahwa kesehatan berkaitan demgan kemampuan pasien untuk memenuhi 14 komponen kebutuhan dasar hidup untuk  memandirikan pasien. Adapun 14 komponen kebutuhan dasar hidup tersebut meliputi :
1.      Bernafas dengan normal
2.      Makan dan minum cukup.
3.      Pembuangan eliminassi tubuh.
4.      Bergerak dan mempertahankan posisi yang nyaman.
5.      Tidur dan istirahat.
6.      Memilih pakaian pantas, berpakaian dan menanggalkan pakaian.
7.      Mempertahankan suhu tubuh dalam kondisi normal dengan memodifikasi Lingkungan.
8.      Menjaga kebersihan tubuh dan memelihara kesehatan dan melindungi kulit
9.      Menghindari bahaya dilingkungannya dan menghindari cedera yang lain.
10.  Komunikasi dengan orang lain dalam pernyataan emosi, kebutuhan, ketakutan dan pendapat.
11.  Beribadah menurut kepercayaan seseorang.
12.  Bekerja sedemikian rupa sehingga ada rasa pemenuhan akan kebutuhan.
13.  Kebutuhan bermain dan rekreasi
14.  Belajar, menemukan atau mencukupi keingintahuan akan pertumbuhan dan kesehatan yang normal dan dapat menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.

A.    Rumusan masalah
1.      apakah definisi aman dan nyaman?
2.      Apa yang dimaksud kebutuhan memiliki dan dimiliki?
3.      Apa yang dimaksud kebutuhan aktualisasi diri?

B.     Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui definisi aman dan nyaman
2.      Untuk mengetahui kebutuhan memiliki dan dimiliki
3.      Untuk mengetahui kebutuhan aktualisasi
C.    Manfaat
Agar dapat mengetahui definisi aman dan nyaman,kebutuhan memiliki dan dimiliki,dan aktualisasi diri.




  
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Konsep Kebutuhan Aman dan Nyaman
1.      Definisi
Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2006) megungkapkan kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri). Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu:
a.       Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.
b.      Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial.
c.       Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan).
d.      Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya.
Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan. Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan hipo/hipertermia. Hal ini disebabkan karena kondisi nyeri dan hipo/hipertermia merupakan kondisi yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukan dengan timbulnya gejala dan tanda pada pasien.



2.    Kebutuhan Memiliki dan Dimiliki
Manusia pada umumnya membutuhkan perasaan bahwa mereka dicintai oleh keluarga mereka dan diterima oleh teman sebaya dan masyarakat. Kebutuhan ini secara umum menungkat setelah kebutuhan fisiologi dan keselamatan terpenuhi hanya pada saat individu merasa selamat dan aman, mereka mempunyai waktu dan energi untuk mencari cinta dan rasa memiliki serta untuk membagi cinta tersebut dengan orang lain.  Kebutuhan ini meliputi memberi dan menerima kasih sayang, perasaan dimilki dan hubungan yang berarti dengan orang lain, kehangatan, persahabatn, serta mendapat tempat atau diakui dalam cinta tersebut dengan orang lain.
Kebutuhan ini meliputi memberi dan menerima kasih sayang, perasaan yang dimiliki dan hubungan yang berarti dengan orang lain, kehangatan, persahabatan, serta mendapat atau diakui dalam keluarga, kelompok dan lingkungan sosialnya.
 3.   Kebutuhan Aktualisasi Diri
Aktualisasi diri adalah kebutuhan naluriah pada manusia untuk melakukan yang terbaik dari yang dia bisa. Maslow dalam (Arinato, 2009), menyatakan aktualisasi diri adalah proses menjadi dri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi psikologis yang unik. Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar khususnya dalam fase anak-anak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis (Arinato, 2009).
          Aktualisasi diri dapat didefinisikan sebagai perkembangan yang paling tinggi dari semua bakat. Aktualisasi juga memudahkan dan meningkatkan pematangan serta pertumbuhan. Ketika individu makin bertambah besar maka “diri mulai berkembang”.
          Menurut konsep hierarki kebutuhan Abraham maslow, manusia didorong oleh kebutuhan universal yang dibawa sejak lahir dan kebutuhan ini tersusun dalam tingkatan-tingkatan dari yang terendah sampai tertinggi. Kebutuhan paling rendah dan paling kuat harus dipuaskan terlebih dahulu sebelum muncul kebutuhan tingkat selanjutnya.
a.  Faktor-faktor yang mempengaruhi aktualisasi diri
Orang yang mampu mengaktualisasikan dirinya sangat memahami bahwa ada eksistensi atau hambatan lain tinggal (indwelling) didalam(internal) atau di luar (eksternal) keberadaannya sendiri yangmengendalikan perilaku dan tindakannya untuk melakukan sesuatu.
1)  Internal
Faktor internal ini merupakan bentuk hambatan yang berasal dari dalam diri seseorang, yang meliputi :
a)   Ketidaktahuan akan potensi diri
b)   Perasaan ragu dan takut mengungkapkan potensi diri, sehingga potensinya tidak dapat terus berkembang.Potensi diri merupakan modal yang perlu diketahui, digali dan dimaksimalkan. Sesungguhnya perubahan hanya bisa terjadi jika kita
mengetahui potensi yang ada dalam diri kita kemudian mengarahkannya kepada tindakan yang tepat dan teruji (Fadlymun,2009).
b. Eksternal
Faktor eksternal merupakan hambatan yang berasal dari luar diri
seseorang, seperti :
1)  Budaya masyarakat yang tidak mendukung upaya aktualisasi
   potensi diri seseorang karena perbedaan karakter. Pada
kenyataannya lingkungan masyarakat tidak sepenuhnya
menuunjang upaya aktualisasi diri warganya.
2) Faktor lingkungan
Lingkungan masyarakatLingkungan masyarakat berpengaruh terhadap upaya mewujudkan aktualisasi diri. Aktualisasi diri dapat dilakukan jika lingkungan mengizinkannya. (Asmadi, 2008). Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupunlingkungan sosio-psikologis (Sudrajat, 2008).
3) Pola asuh
Pengaruh keluarga dalam pembentukan aktualisasi diri anak
sangatlah besar artinya. Banyak faktor dalam keluarga yang ikut
berpengaruh dalam proses perkembangan anak. Salah satu faktor dalam keluarga yang mempunyai peranan penting dalam
pengaktualisasian diri adalah praktik pengasuhan anak (Brown,
1961)                                                                         
Aktualisasi diri merupakan kemampuan seseorang untuk mengatur diri sendiri sehingga bebas dari berbagai tekanan, baik yang berasal dari dalam diri maupun di luar diri. Kemampuan seseorang membebaskan diri dari tekanan internal dan eksternal dalam pengaktualisasian dirinya menunjukkan bahwa orang tersebut telah mencapai kematangan diri. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa aktualisasi diri tersebut secara penuh. Hal ini disebabkan oleh terdapatnya dua kekuatan yang saling tarik-menarik dan akan selalu pengaruh-mempengaruhi di dalam diri manusia itu sendiri sepanjang perjalanan hidup manusia.

4.  Klasifikasi Kebutuhan Keselamatan atau Keamanan
a.    Keselamatan Fisik
Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan mengurangi atau mengelurkan ancaman pada tubuh atau kehidupan. Ancaman tersebut mungkin penyakit, kecelakaan,bahaya,atau pemajanan pada lingkungan. Pada saat sakit, seorang klien mungkin rentan terhadap komplikasi seperti infiksi, olehkarena itu bergantung padaprofesional dalam sistempelayann kesehatan untuk perlindungan.
Memenuhi kebutuhan keselamatan fisik kadang mengambil prioritas lebih dahulu di atas pemenuhankebutuhan fisiologis.. Misalnya,seorang perawat mungkin perlu melindungiklien disointasi dari kemungkinan jatuh dari tempat tidur sebelum memberikan perawatan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. (Potter&Perry, 2005).

b. Keselamatan Psikologis
Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang manusia harus memahami apa yang diharapkan dari orang lain, termasuk anggota keluarga dan profesionl pemberi perawatan kesehatan. Seseorang harus mengethuai apa yang diharapkan dari prosedur, pengalaman yang baru, dan hal-hal yang dijumpai dalam lingkungan. Setiap orang merasakan beberapa ancaman keselamatan psikologis pada pengalaman yang baru dan yang tidak dikenal. (Potter&Perry,2005).
Orang dewasa yang sehat secara umum mampu memenuhi  kebutuhan  keselamatan  fisik  dan psikologis merekat tanpa bantuan dari profsional pemberi perawatan kesehatan.Bagaimanapun,orang yang sakit atau acat lebih renta untukterncam kesejahteraan fisik dan emosinya,sehingga intervensi   yang dilakukan perawat adalah untuk membantu melindungi mereka dari bahaya. (Potter&Perry, 2005).

5. Lingkup Kebutuhan Keamanan atau keselamatan
Lingkungan Klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup klien.  (Potter&Perry,2005).
a.     Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen, kelembaban yang optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum akan mempengauhi kemampuan seseorang.
 b. Oksigen
Bahaya umum yang ditemukan dirumah adalah sistem pemanasan yang tidak berfungsi dengan baik dan pembakaran yang tidak mempunyai sistem pembuangan akan menyebabkan penumpukan karbondioksida.
c. Kelembaban
Kelembaban akan mempengaruhi kesehatan dan keamanan klien, jika kelembaban relatifnya tinggi maka kelembaban kulit akan terevaporasi dengan lambat
d. Nutrisi                            
Makanan yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau benda yang dapat menyebabkan kondisi kondisi yang tidak bersih akan meningkatkan resiko infeksi dan keracunan makanan.        
6.  Gangguan Rasa Nyaman akibat Nyeri
a. Pengertian Nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Smatzler & Bare, 2002).
Nyeri adalah suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan IASP (dalam Potter & Perry, 2006).
Nyeri adalah segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadi kapan saja seseorang mengatakan bahwa ia merasa nyeri (Mc Caffery dalam Potter & Perry, 2006).
         b.  Klasifikasi Nyeri                            
Nyeri dapat diklasifikasikan menjadi nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit atau intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat, dengan intensitas yang bervariasi ( ringan sampai berat) dan berlangsung singkat ( kurang dari enam bulan dan menghilang dengan atau tanpa pengobatan setelah keadaan pulih pada area yang rusak. Nyeri kronis adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri yang disebabkan oleh adanya kausa keganasan seperti kanker yang tidak terkontrol atau non keganasan. Nyeri kronik berlangsung lama (lebih dari enam bulan ) dan akan berlanjut walaupun pasien diberi pengobatan atau penyakit tampak sembuh. Karakteristik nyeri kronis adalah area nyeri tidak mudah diidentifikasi, intensitas nyeri sukar untuk diturunkan, rasa nyeri biasanya meningkat, sifat nyeri kurang jelas, dan kemungkinan kecil untuk sembuh atau hilang. Nyeri kronis non maligna biasanya dikaitkan dengan nyeri akibat kerusakan jaringan yang non progresif atau telah mengalami penyembuhan.
c. Fisiologi Nyeri                                     
Menurut Potter & Perry (2006), terdapat tiga komponen fisiologis dalam nyeri yaitu resepsi, persepsi, dan reaksi. Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui serabut saraf perifer. Serabut nyeri memasuki medula spinalis dan menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam masa berwarna abu-abu di medula spinalis. Terdapat pesan nyeri dapat berinteraksi dengan sel-sel saraf inhibitor, mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai otak atau ditransmisi tanpa hambatan ke korteks serebral, maka otak menginterpretasi kualitas nyeri dan memproses informasi tentang pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki serta asosiasi kebudayaan dalam upaya mempersiapkan nyeri.
1)        Resepsi
Pemaparan terhadap panas atau dingin, tekanan, friksi dan zat-zat kimia menyebabkan pelepasan substansi, seperti histamin, bradikinin dan kalium, yang bergabung dengan lokasi reseptor di nosiseptor (reseptor yang berespon terhadap stimulus yang membahayakan) untuk memulai transmisi neural, yang dikaitkan dengan nyeri. Beberapa reseptor hanya berespon pada satu jenis nyeri, sedangkan reseptor yang lain juga sensitif terhadap temperatur dan tekanan. Apabila kombinasi dengan reseptor nyeri mencapai ambang nyeri (tingkat intensitas stimulus minimum yang dibutuhkan untuk membangkitkan suatu impuls saraf), kemudian terjadilah aktivasi neuron nyeri. Karena terdapat variasi dalam bentuk dan ukuran tubuh, maka distribusi reseptor nyeri disetiap bagian tubuh bervariasi.
Impuls saraf, yang dihasilkan oleh stimulus nyeri, menyebar disepanjang serabut saraf perifer aferen. Dua tipe serabut saraf perifer mengkonduksi stimulus nyeri: Serabut A-Delta yang bermielinasi dengan cepat dan serabut C yang tidak bermielinasi dan berukuran sangat kecil serta lambat. Serabut A mengirim sensasi tajam, terlokalisasi, dan jelas yang melokalisasi sumber nyeri dan mendeteksi intensitas nyeri. Serabut C menghantarkan impuls yang terlokalisasi buruk, viseral, dan terus menerus.
Ketika serabut C dan A-delta mentransmisikan impuls dari serabut saraf perifer, maka akan melepaskan mediator biokimia yang mengaktifkan dan membuat peka respons nyeri. Misalnya, kalium, prostaglandin dilepaskan ketika sel-sel lokal mengalami kerusakan. Transmisi stimulus nyeri berlanjut sampai transmisi tersebut berakhir dibagian kornu dorsalis medula spinalis. Di dalam kornu dorsalis, neurotransmiter, seperti substansi P dilepaskan, sehingga menyebabkan suatu transmisi spinalis dari saraf perifer ke saraf traktus spinotalamus. Hal ini memungkinkan impuls nyeri ditransmisikan lebih jauh ke dalam sisitem saraf pusat.
2)      Neuroregulator
Neuroregulator memegang peranan yang penting dalam suatu pengalaman nyeri. Sustansi ini ditemukan di lokasi nosiseptor. Neuroregulator dibagi menjadi dua kelompok, yakni neurotransmiter dan neuromodulator. Neurotransmiter seperti substansi P mengirim impuls listrik melewati celah sinap diantara dua serabut saraf  (eksitator dan inhibitor). Neuromodulator memodifikasi aktivitas neuron dan menyesuaikan atau memvariasikan transmisi stimulus nyeri tanpa secara langsung menstransfer tanda saraf melalui sebuah sinap. Endorfin merupakan salah satu contoh neuromodulator.
  7.   Asuhan keperawatan
  A. pengkajian
1. faktor – faktor  yang berhubungan dengan system  sensori  komuniksi  pasien  seperti adanya perubahan  perilaku perilaku pasien karena gangguan sensori komunikasi:
a.              halusinasi
b.              gangguan proses piker
c.              kelesuan
d.             ilusi
e.              kebosanan dan tidak bergairah
f.               perasaan terasing
g.              kurangnya konsentrasi
h.              kurangnya koordinasi dan keimbangan .
2.  faktor resiko yang berhubungan dengan keadaan klien:
a.              kesadaran menurun
b.              kelemahan fisik
c.              imobilisasi
d.             pengunaan alat bantu
B. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
1. Resiko injuri
Definisi: kondisi dimana pasien berisiko mengalami injuri akibat hubungannya dengan kondisi lingkungan, adaptasi, dan sumber-sumber yang mengancam.
kemungkinan berhubungan dengan:
a.              kurangnya informasi tentang keamanan;
b.              kelemahan;
c.               gangguan kesadaran;
d.              kurangnya koordinasi otot;
e.               epilepsy;
f.               episode kejang;
g.              vertigo;
h.              gangguan persepsi;
         Kemungkinan data yang ditemukan:
a.               perlukaan dan injuri
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
a. AIDS:
b. demensia;
c. pengobatan barbiturate, halosinogen, dan benzodiazepine;
d. epilepsy;
e. penyakit pendarahan.
Tujuan yang diharapkan:
a. Injuri tidak terjadi.
2. Perubahan proteksi
Definisi: kondisi dimana pasien mengalami penurunan kemampuan untuk melindungi dirinya dan penyakit, baik dari luarmaupun dari dalam tubuh.
Kemungkinan berhubungan dengan:
a.    deficit imunologi;
b.    malnutrisi;
c.    kemotrapi atau efek pengobatan
d.   penglihatan yang kurang;
e.    kurang informasi tentang keselamatan.
Kemungkinan data yang ditemukan:
a. riwayat kecelakaan;
b. lingkungan yang berisiko;
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
a. usia: kematangan, sangat tua;
b. nutrisi kurang;
c, gangguan darah;
d. pembedahan
e. radiasi atau kemotrapi;
f. penyakit imunitas;
g. AIDS.         
Tujuan yang diharapkan
pasien tidak mengalami infeksi nosokomial.
3. Risiko tinggi infeksi
Definisi: kondisi dimana pasien mempunyai risiko yang tinggi terhadap masuknya virus penyakit.
Kemungkinan berhubungan dengan:
a.          tidak adekuatnya pertahanan primer;
b.         kerusakan jaringan;
c.          terpaparnya lingkungan yang terkontaminasi penyakit;
d.         prosedur invasive;
e.          malnutrusi;
f.          penyakit kronis.
Kemungkinan data yang ditemukan:
a.       kondisi kulit;
b.      nilai laboratorium;
c.       pemakaian alat-alat invasive.
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
a.     AIDS;
b.    inferksi bakteri dan virus;
c.     kondisi setelah operasi.
Tujuan yang diharapkan
a.     Pasien dapat menunjukkan penurunan infeksi.
b.    tidak ada tanda-tanda infeksi

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri).klasifikasi kebutuhan aman nyaman ada dua yaitu keselamatan fisik dan keselamatan psikologis.terdapat beberapan faktor yang mempengaruhi kebutuhan aman dan nyaman. jika kebutuhan tersebut belum terpenuhi, maka akan mengalami gangguan.

B. Saran
Bagi penulis:
sebaiknya seorang perawat harus dapat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman dengan menggunakan standart operasional prosedur.

Bagi pembaca:
sebaiknya lebih memahami dan menerapkan konsep kebutuhan rasa aman dan nyaman dalam kehidupan sehari-hari





DAFTAR PUSTAKA

Asmadi.2005.Konsep dasar Keperawatan. Jakarta : EGC
Potter&Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, danPraktik, Vol.1,E/4.Jakarta : EGC
Taarwoto dan Wartonah.2010.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta